Thursday, February 27, 2014

Panic Before the Show (Daily Life School and JKT48 Part 11)


          Pukul 3 sore semua dinamika itu selesai dan aku mendapat banyak kenalan baru dari ekskul itu, ketika aku hendak menghampiri Elisa lagi-lagi Bu Surti menghadang jalan ku tapi Elisa sudah mengetahui hal ini dan ia langsung berlari ke arah ku.

“Seperti yang saya harapkan” Bu Surti mengucapkannya dengan nada yang puas

“Bagaimana bu?” tanya ku agak penasaran dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Bu Surti

“Satu bulan lagi, sekolah kita akan mengadakan pertunjukkan yang akan diisi oleh beberapa ekskul seni dan tiga bulan sesudahnya sekolah harus mengirimkan perwakilan untuk mengikuti pekan seni yang diikuti beberapa sekolah di regional wilayah kita dan saya merekomendasikan agar kamu ditunjuk sebagai perwakilan dari sekolah” penjelasan panjang itu berakhir

“Dan setelah pertunjukan tadi, saya kira ekspektasi saya terhadap dirimu tidaklah salah” sambung Bu Surti

“Ternyata selama ini aku salah sangka karena ku kira Bu Surti membenci diriku” lamunku

“Noel, ada satu pertanyaan yang saya ingin tanyakan dan saya harap kamu merahasiakannya dari siapa pun” ujar Bu Surti secara tiba-tiba

“Tantang apa bu?” tanyaku yang tak tahu ke mana arah pembicaraan tersebut

“Menurutmu apakah putri saya cantik?” ujar Bu Surti yang mengejutkan diriku

          Baru saja aku hendak mengucapkan beberapa buah kata datanglah Dinda bersama Nada dan Cigull yang masih berada di sekolah. Adalah suatu kebodohan jika aku mengatakan bahwa Dinda tidaklah menawan karena Dinda seperti replika hidup dari Ve member JKT 48, namun jika aku mengatakan ya maka hatiku akan terbagi apalagi Elisa juga ada disebelahku. Huh, sebuah dilemma yang kompleks.

          Bu Surti langsung berlalu dengan senyum kecil seakan mengisyaratkan padaku bahwa aku memiliiki perasaan suka pada Dinda begitu pula Dinda yang juga memiliki perasaan itu padaku. Akhirnya  kami berlima beerkumpul dan Cigull pun mulai berbicara.

“Noel, maafin perbuatan ku tadi ya?” ujarnya

“Eh, yang mana?” tanya ku mencoba mengingat-ingat

“Yang pas di panggung tadi” lanjut Cigull

“Lho, yang tadi di panggung kamu serius? Ku kira itu akting” ucapku dengan santai

“Ok nggak papa kok” sambungku

“Eh, sekarang jam berapa?” tanya Nada yang sedari tadi hanya diam

“Jam 5 sore emangnya ada apa?” Dinda balas bertanya dengan lugunya

“Ha’ah udah jam 5?!” kata ku, Elisa, Nada dan Cigull hampir berbarengan sekaligus panik

“Emangnya jam 5 ada apa?” tanya Dinda seolah-olah tidak mengetahui apa-apa

“Inget nggak kemarin aku ajakin nonton show JKT48 di theaternya?” Elisa balik bertanya pada DInda

“He’eh” jawab Dinda

“Nah, jadwal shownya hari ini jam 8 malam” sambung Elisa

“Owh, jadi shownya hari ini jam 8” kata Dinda masih belum sadar

“Ha’a shownya ntar malem jam 8!” kata Dinda tersadar

          Hal yang terpenting sekarang janganlah panik, langsung saja aku mengambil telepon genggamku dan ku hubungi kakakku. Namun jawaban yang sama selalu berbunyi dari ujung telepon di sana, maaf nomor yang anda tuju tidak aktif cobalah beberapa saat lagi. Akhirnya keputusasaan melanda diriku, ku lempar handphone itu ke lantai namun belum sempat handphone itu menyetuh tanah Elisa langsung menangkapnya.

“Kamu nggak boleh putus asa el!” ucap Elisa seraya mencoba menelepon kakakku lagi

          Akhirnya telepon itu diangkat namun terdengar suara dialek Jepang dari penerima panggilan tersebut. Ku pikir aku salah sambung hingga akhirnya ku sadari bahwa Haruka-lah yang mengangkat telepon itu.

“Kamu harus denger ini” kataku pada Elisa

“Apa sih” tanya Elisa agak risih tapi…

“Haruka-chan!” teriaknya kegirangan

          Jadi, aku mengatur agar keempat temanku berboncengan dengan kakakku yang kebetulan juga membawa Akicha, Haruka, Rena-chan, dan kakak Elisa. Yang membingungkanku lagi bagaimana mungkin mobil bisa mengangkut penumpang sebanyak itu dan mengapa kakak Elisa bisa ikut mobil itu? Well I guess I will know the answer soon.