Sunday, May 11, 2014

Freaky Monday


        Oke, pengalaman dikejar orang gila yang membawa-bawa celurit emang menegangkan sekaligus menakutkan apalagi jika berlarinya bersama seseorang yang mengaku bahwa dirinya dekat denganku tapi aku tidak mengenalnya. Semua hal "freak" ini berawal di pagi hari yang ku kira awalnya semua berjalan seperti biasanya dan normal tapi bukankah badai atau Tsunaomi (Maaf maksudnya tsunami) datang tanpa terdeteksi?

     Hal terakhir yang aku ingat adalah saat aku dipanggil untuk keluar dari kamarku oleh Naomi dan Viny, lalu entah mengapa lagi-lagi aku tidak dapat mengingat apa-apa.


        Pagi yang biasa atau setidaknya begitulah keadaannya, secara perlahan-lahan aku beranjak dari kasurku menuju kamar mandi untuk mencuci muka ku. Sampai akhirnya ku sadari bahwa ini adalah hari Senin dan kemungkinan aku telat sudah mencapai 60-70% saat ku lihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah 7. Aku masih tidak mengerti apa arti dari serpihan ingatan yang terakhir kali ku ingat tapi aku juga tak ingin memikirkannya berlama-lama karena ada hal yang lebih penting aku harus ke sekolah dan aku sudah hampir terlambat! 


        Seusai mandi aku dan memakai seragam (yang jika boleh jujur seraga ini sangat mengganguku), aku langsung berlari menuju ke ruang makan membawa tas ransel dipunggung ku. Ku pikir kedua orang tua ku yang ada di sana tapi kenyataanya.....


"Noel, ayah dan mama ingin membicarakan suatu hal yang penting untuk masa depanmu" kata ayah mulai mengawali pembicaraan (Yah walaupun biasanya ayah tak pernah membicarakan hal yang serius dengan gaya yang serius sih)


"Eh, soal apa ya yah?" tanyaku (semoga saja bukan karena ayam tetangga yang kemarin aku dan teman-temanku bikin stress karena kami merekrut ayam tersebut untuk jadi fans JKT48 sekaligus melatih mereka untuk chant dan wotagei)


"Sebenarnya ayah dan mama mulai curiga setelah mendengar kabar dari para tetangga" lanjut ayah


"Mampus nih" pikirku


        Dan latar cerita berpindah ke sebuah ruang interogasi lengkap dengan alat-alat penyikasaannya, oke ini bercanda berhubung aku nggak punya banyak waktu sebelum olahraga panjat pagar mari kembali ke topik permasalahan.


"Ayah dan mama mendengar bahwa kamu telah menghilangkan keperawanan salah satu teman perempuanmu" sambung ayahku secara tiba-tiba


Kalau ini adegan sinetron pasti dialognya bakalan jadi kayak gini nih:

Tiba-tiba petir menyambar-nyambar


"Tidak ayah itu bukan aku itu Doni teman aku" elakku


"Bukan itu pasti kamu!" kata ayah naik pitam sambil menggebrak-gebrak meja ala Arya Wiguna

        Lalu mama menangis dan aku langsung berlari keluar hujan-hujan kayak orang gila terus ditabrak mobil. Setelah itu para pembantu di sebelah nangis-nangis dan terus cerita ke sana-sini.


        Oke, aku nggak bisa banyak berkata-kata saat ayah ngomong kayak gitu dan aku nggak tahu bagaimana asumsi sesat ini bisa menyebar seperti ini. 

"Ma, ini dah jam berapa?" tanyaku santai

"Jam 7, memangnya ada apa?" sambung mamaku

"Aku berangkat sekolah jam berapa ya yah?" sembari ku palingkan perhatianku pada ayah

"Jam 7" jawabnya santai

"Kok kamu belum berangkat?" tanya ayahku serasa tak berdosa

"Ya udah, aku berangkat dulu" jawabku dan langsung keluar ruang keluarga menuju garasi

        Dan itu bukanlah hal ter "freak" di hari ini, saat aku hendak mengeluarkan motor tiba-tiba di depan rumah, aku sudah di tunggu seorang perempuan mungkin mahasiswi atau masih pelajar entah yang mana. 

"El, noh ada temen katanya sih satu sekolah sama kamu" kata kakak yang mirip teteh Melody

        Menurutku, orangnya sih manis apalagi waktu di perkenalkan kakakku dia tersenyum ke arahku.

        Dimana, entah bagaimana, tanpa sempat kusadari aku sudah jatuh cinta apa yang menjadi penyebabnya pintu masuknya tidak bisa aku ingat. Hatiku di serang virus yang berbentuk seperti hati suntikan apapun tidak berguna dan selalu tentang dirimu aku menjadi kepikiran Sampai tak bisa berbuat apapun. 

        Tiba-tiba lagu itu terputar di handphone ku dan aku juga refleksku yang lambat hingga lagu Heart Gata Virus sempat terputar hampir full (lagu ini sebenarnya aku jadikan alarm karena jika aku mengawali hariku dengan cinta maka hari itu akan spesial bagiku).

"Heart Gata Virus ya?" tanya perempuan itu

"Bentar, jangan-jangan sekolahku jadi sarang Fans JKT48 atau mungkin ini konspirasi pemerintah agar dunia pendidikan bisa menyusup ke dunia per idolan" pikirku dalam hati

"Oi, cepetan berangkat entar telat lu juga bawa anak orang ini" kata kakakku menyadarkan diriku dari delusi sesaat

"Eh, iya iya"

        Tanpa banyak pikiran aku langsung menarik gas dengan kencang tapi rasanya ada yang ketinggalan dan hal itu baru ku sadari saat sudah berada di luar gerbang.

"Noel ada yang ketinggalan!" bentak kakakku seakan-akan menggunakan toa

        Tanpa banyak cing-cong aku langsung kembali ke beranda lagi dan saat aku ingin mengucapkan kata maaf perempuan ini hanya tersenyum dan rasanya waow banget. 

"Namamu siapa?" tanyaku di perjalanan

"Naomi, tapi biasa dipanggil Omi" katanya dengan suara yang amat lembut

"Eh, kayak member JKT48 dong?" sambungku

"Iya" jawabnya dengan suara yang membuat hatiku melting

        Lagi-lagi ketika Omi mengatakan hal tersebut aku kepikiran lagi, kenapa orang-orang yang ku kenal punya paras dan nama yang mirip member JKT48 atau mungkin orang tua mereka pergi ke bengkel ketok magic lalu bilang ke abang tukang ketok

"Bang anak saya bisa nggak kayak member JKT48?"

"Oh itu, bisa diatur" kata abangnya

        Saat hampir sampai di tempat dimana aku biasa memarkirkan sepeda motor, tiba-tiba ada orang yang memakai baju JKT48. Kayaknya sih orang normal tapi dia ngeliat Omi dia langsung lepas baju dan teriak-teriak sambil ngangkat celurit yang nggak tahu dapet darimana. Reaksi ku dan Omi ya langsung lari tapi nggak tahu apa karena Omi yang kebanyakan lari maraton atau aku yang kebanyakan guyon waton aku tertinggal jauh di belakang. Sisi baiknya sih si Omi aman tapi kampretnya orang gila tadi tinggal beberapa meter di belakangku. Ku pacu lariku agar lebih kencang seperti babi hutan dan beruntungnya saat aku menengok ke belakang orang gila tersebut sudah diringkus oleh petugas paramedis.

        Sesampainya di depan pintu gerbang untungnya lagi masih sisa 5 menit tapi ternyata seragam yang aku dan Omi pakai salah. Dan berharap saja di kelas nanti tidak ada yang memperhatikan aku atau Omi sekalipun aku tidak tahu Omi akan ditempatkan di kelas yang mana.



Terima kasih untuk oshi saya Naomi yang menginspirasi kisah ini :D
Minggu, 11 Mei 2014