Friday, February 14, 2014

Daily Life School and JKT48 Part 1


         Jam wekerku berbunyi nyaring, membangunkan ku yang masih setengah berada dalam buai fantasi. Ku siapkan segala yang ku perlukan untuk menjalani hari pertamaku di sekolah yang baru. Ku pikir ini masih pagi namun ketika aku melihat lagi jam yang terpaku dengan rapi di pojok ruang keluargaku. “Waduh” hanya kata itu yang dapat terucap dari mulutku. Ku pacu sepeda motorku sekencang mungkin karena tidak ingin terlambat di hari pertama.

          Ku parkirkan sepeda motorku di depan sebuah pertokoan di dekat sekolah. Gerbang hampir tertutup ketika aku sampai di depannya. “Pagi, pak” sapaku kepada seorang satpam. “Pagi” jawabnya sambil tersenyum dengan ganjil. Ku pikir hari ini aku beruntung tapi kenapa semua orang yang memandang ke arahku tiba-tiba tertawa? Keanehan ini baru ku sadari ketika aku memasuk ke dalam kelas dan mulai memandang semua orang yang memakai seragam yang berbeda dengan apa yang ku pakai.

          Aku memilih sebuah bangku yang berada di tengah ruang kelas dan mungkin karena kebetulan juga bangku sebelahnya masih kosong. Bel berbunyi yang menandakan jam pelajaran pertama akan di mulai tapi bangu sebelahku juga masih kosong. Guru sudah masuk, ia mengajar bahasa Inggris teman-temanku sering memanggilnya Mr. Ridwan dan hal ini membuatku bingung karena nama keluarga Pak Ridwan bukanlah itu. Dan anehnya pada pelajaran pertama ini banyak teman laki-laki yang sibuk tertidur sedangkan para perempuan sibuk menggosip. Namun keanehan kurasakan tidak berhenti sampai disitu, entah mengapa di awal pelajaran di tahun ajaran baru yang juga merupakan tahun pertamaku mengapa kami harus langsung berlatih speaking? “Excuse me, sir” kata sesorang dengan lembut dari luar kelas, suara itu mungkin terlalu lembut untuk didengar oleh orang lain atau mungkin keadaan kelas yang terlalu ribut aku pun tak tahu. “Sir, excuse me but someone just call you from the outside of the class” kataku dengan pronunciations seadanya. “Come in and sit beside that boy” kata Pak Ridwan yang seakan-akan kebingungan mengingat nama ku sembari menunjuk diriku. “His name is Noel, sir” kata seseorang yang duduk di depan.

          Sebenarnya aku sih nggak masalah tapi yang benar-benar membuat mulutku menganga lebar adalah sosok perempuan yang memasuki kelas. Slow motion pada film Matrix yang semalam ku tonton seakan terjadi dan ku rasa lagu baby,baby,baby dari JKT48 sengaja diputarkan (ini ilusi atau aku yang kurang tidur sih?) Wajah perempuan itu seperti Shanju, salah satu member dari JKT48 dan postur tubuhnya juga hampir sama.

“Kevin, eh Noel” kataku salah tingkah dibuatnya

“Elisa” katanya sambil tersenyum

          Ditengah kami asyik mengobrol tentang berbagai hal (yang beberapa menyinggung lagu dan member JKT48) tiba-tiba terdengar kata “ciyeee” dan itu berasal dari hampir separuh kelas. Reaksi yang ku berikan sih biasa saja tapi ketika ku lihat wajah yang mulai merona malu, dag-dig-dug bahkan hampir dor begitulah rasanya hatiku.

“Noel can you practicing on the front of all of yours classmate how to introducing yourself to the other?” kata Pak Ridwan yang ku pikir masih menulis di papan tulis

“And please pick one person to accompany you” sambungnya

          Langsung saja mata seluruh temanku menuju ke Elisa yang dengan sukarela menawarkan diri untuk menemaniku.

“Good morning, uhm I got a little problem to find this address would you lend me a help” kataku

“Of course, but what is the address of this person?” jawabnya dengan pronunciation yang hampir sempurna

Aku sebutkan saja secara serampangan dan ku pikir dia hanya akan memberikan petunjuk arah sehingga aku gagal memperkenalkan diriku

“That’s my address, and why you want to go to my house?” katanya sambil tersenyum mengisyaratkan kata kamu berutang padaku

“My brother’s tell me that I must go to that address to pick his book” kataku lagi

“Are you new around here?” tanyanya

“Oh, sorry I forgot to introduce myself to you by the way my name is Noel” kataku dengan ekspresi minta maaf dan hampir semua orang menertawai kami berdua kecuali Pak Ridwan yang menganggap kami sudah berlatih sebelumnya.

         “That not a common way to introduce yourself to the other and there is some improvisation that make it more interesting” kata Pak Ridwan setelah kami kembali ke tempat duduk kami masing-masing setelah kami menyelesaikan perkenalan diri itu. Seisi kelas yang tadinya hanya diam tiba-tiba bertepuk tangan.


          “Eh” kataku melihat ke arah Elisa karena ia menyikutku. Aku tak tahu apa maunya perempuanya yang juga menyukai JKT48 ini, tapi yang ku tahu aku masih memiliki hutang kepadanya.