Monday, May 19, 2014

Summer Break


     Cerita ini terjadi setelah peristiwa ciuman pertama ku dengan Shanju (Eh, salah si Elisa itu) sekitar 2 bulan setelahnya. Satu malam sebelum hari pertama aku akan menjalani liburan yang lumayan panjang itu, entah mengapa aku merasa gelisah dan akhirnya ku putuskan saja untuk turun dan hendak menuju luar rumah untuk melihat apa saja yang terjadi pada malam hari di lingkungan sekitarku (atau mungkin aku yang terlalu kurang kerjaan).

     Saat menapaki tangga kedua dari 20 tangga (mirip rumah di sinetron ya?) terdengar suara yang lumayan gaduh yang berasal dari arah dapur. Awalnya ku pikir hanya tikus namun setelah jeda beberapa menit kenapa suara itu semakin besar? Apakah tikus-tikus got di sekitar rumah sudah mulai melakukan invasi masuk ke rumah untuk menjarah rumah? Pasti para bos tikus itu memiliki konspirasi seperti ini:

"Hai, sodara-sodari seperjuangan kini waktunya kita bangkit dan merampas apa yang sudah digariskan untuk menjadi kepunyaan kita!!!" kata ketua tikus

"Iya iya betul itu" begitulah tanggapan dari para tikus

lalu sang tikus bijaksana berkata

"Tapi bagaimana caranya? Kita tahu bahwa rumah ini punya penjaga yang bernama Noel yang kita kenal sebagai psikopat yang banya menimbulkan kesengsaraan pada kaum kita"

"Masihkah bos ingat pada tragedi saudara kita Robert?" tanya tikus itu pada pimpinannya

"Yang tempo hari tertangkap dan di uji cobakan untuk membuktikan gravitasi bumi oleh Noel dan komplotannya yang akhirnya berhasil pulang namun dengan kondisi kejiwaan yang mengerikan?" klarifikasi sang pemimpin

"Iya, bukankah nantinya nasib kami akan sama seperti dia?" tanya sang tikus bijak

"Tidak, tidakkah kau lihat kebocoran radiasi yang terjadi di sungai belakang?" jawab pemimpin itu dengan sebuah pertanyaan

     Singkat cerita gerombolan mutan tikus itu kemungkinan besar sudah menginvasi dapur rumah. Sekarang pilihannya tinggal aku melanjutkan niatanku untuk turun dan melalui dapur untuk menuju keluar atau kembali ke kamar dan merenungi nasib. Ok, ku lanjutkan saja niatanku.


BINGO! BINGO! Akhirnya kita berjumpa lagi (Finally) BINGO! BINGO! Tuk pertama kali akhirnya ku sadari (I'll take a chance) BINGO! BINGO! Sampai saat ini tak menoleh untungnya aku terus menunggu takdir pun berpihak padaku (Love, Love me do!)

     Anjir, ini malem-malem siapa sih yang nelpon? Apa orang gila kurang kerjaan ya?

"Halo" perlahan ku angkat hp yang ku bawa di kantong celana

"El, kamu belum tidur ya?" terdengar suara di ujung sana

"Lho, kamu juga belum tidur ya Elisa?" jawabku dengan sebuah pertanyaan

"Belum, eh kamu lihat bentuk bulan malam ini nggak?" tanyanya lagi

"Eh, belum emang bulannya kenapa? Meledak karena Piccolo ya?" lanjutku sedikit bercanda

"Udah, deh kamu lihat bentuknya dulu" katanya langsung menutup telepon

     Ah, kenapa pagi ini absurd banget ya? Belum genap jam 3 udah ada aja masalah. *Pyar* secara tiba-tiba terdengar suatu barang terjatuh dari arah dapur, aku langsung berlari dan tidak pikir panjang lagi apakah yang membuat suara gaduh itu tikus atau tikus mutan dan ternyata yang kudapati adalah .....

"Kakak?" ku coba mengeluarkan suara sepelan mungkin

"Eh?" hanya kata itu yang keluar dari mulut kakakku yang kepenuhan dengan roti sobek

"Oh, kalo laper bilang aja el nih ambil terus balik sono" kata kakakku sembari menyodorkan salah satu roti sobek dari dalam kulkas

"Pantes aja sekarang kakak nggak suka orang yang gemuk karena dari sono nya aja kakak udah tambah gembul" pikirku

"Hmmm" gumamku agak lama

     Kakak pun meninggalkan dapur setelah menghabiskan sekitar 6 atau 7 bungkus roti sobek sebuah porsi fantastis untuk seekor beruang betina walaupun bentuk tubuh kakak, yah harus ku akui mirip Melody yang hanya terpaut beberapa senti lebih tinggi kakakku.

     Satu permasalahan selesai sekarang aku berjalan menuju luar rumah untuk melihat bentuk bulan yang membuat ku penasaran. Aku merasakan hawa yang tidak biasa dan mulai merinding, sepertinya ada sebuah lagu yang ada hubungannya dengan bentuk bulan. Tsukiyaki? bukan! Tsukiyomi? bukan! Ah, Tsuki apa ya? Aku lupa. Gadis itu, apabila makin cinta, Tsuki no Katachi!

     Dan lagi-lagi hp ku berdering 

"Kamu tahu, sudah hampir satu semester ini kita bersama el." kata Elisa seakan-akan dia mau nembak aku

"Iya Elisa, ini kamu ngomongin apa ya?" tanyaku dengan polosnya

     Tut tut tut, sigh emang kebiasaan orang satu ini lagi serius eh malah ditutup teleponnya. Dan seperti yang bisa ku tebak ternyata Elisa mengirimkan pesan singkat padaku yang kurang lebih (kalo nggak ngebaca bagian typo parahnya) Elisa pengen aku nemenin dia belanja sebuah barang di Fx Sudirman. Belum sempat kaki melangkah menuju rumah secara insidental ada sebuah bayangan hitam mendekat, awalnya ku pikir dia maling ayam atau semacamnya ternyata itu si Trisno anak sebelah yang ketagihan jogging di pagi hari (berharap ada member JKT48 yang bisa ia temui di tengah perjalanan).

"El, ayo jogging" katanya

"Ah ogah males masih pagi dingin" kataku agak malas karena temperatur yang lumayan ekstrim

"Eh, ayo ikut nggak bakal nyesel deh kalo kali ini ikut si Berto, Romi, Kevin, ama Januar di perempatan deket rumah Pak Bontang" ajak Trisno yang mulai membangkitkan antusiasku

"Emangnya pada mau ngapain kok rame-rame? Mau ngajarin ayam nya si Kusno lagi ya?" kataku mulai curiga

"Pokoknya ikut aja cepet!" katanya mulai meninggalkan ku

     Yah dengan berat hati dan perasaan frik karena tiga hari nggak bisa tidur setelah pesta kopi Lampung (atau dikerjai pake kopi Lampung, mungkin kalo ada kesempatan bakalan ku ceritain) akhirnya ku pasang sepatu jogging yang ku ambil dari dalam rumah. 

     Sesampainnya di perempatan aku terkejut bukan kepalang, Kevin mendekati diriku dan mengatakkan hati-hati bisa oshihen lalu dia ngelayap pergi entah pulang karena disuruh emaknya atau maungelanjutin latihan wotagei ama pacarnya (btw pacarnya lumayan lho, wotageinya maksudku). Tak berselang beberapa lama tiba-tiba ayam berkokok dan fajar mulai menyingsing nah sialnya atau mungkin untungnya dari arah timur perempatan ada seorang atau mungkin sesosok bidadari menuju ke arah kami dan saat ku amati lebih dekat ternyata dia Naomi!

     Kami berlima tertegun (kecuali si Berto yang dari tadi ngelihatin kucing tetangga mulu, apa dia kelainan ya?) Naomi tersenyum ke arah kami aku juga tersenyum ke arahnya kecuali si Januar yang tiba-tiba kolaps entah karena otaknya korslet atau di sentrum sama si Romi pake mainan barunya (mirip stun gun mini sih). Kesempatan ini tak ku sia-siakan dan aku langsung berjoging di samping Naomi.

"Hai" kataku mengawali percakapan itu

"Hai juga" balasnya

"Cuaca pagi ini bagus ya?" lanjutku mulai mencari topik yang pas

"Hmm, iya juga sih" jawabnya sembari tersenyum ke arahku

"Btw namamu siapa?" sambungku

"Naomi, kamu?" tanyanya

"Noel, rumahmu dimana?" jawabku dengan sebuah pertanyaan

"Aku baru pindahan" katanya

"Oh, yang deket rumah Pak Dami" kataku

"Kok tahu?" tanyanya lagi

"Iya tahu lah Pak Dami kan bapakku" aku menjelaskan hal itu padanya

     Tak terasa sudah hampir sampai di pintu gerbang rumahnya, aku dan Naomi pun harus berpisah. Nah ternyata keempat temanku membuntuti aku dan Naomi layaknya zombie. Yang paling parah aku lupa kebiasaan Trisno yang suka menambahkan bumbu di sebuah peristiwa, pernah suatu kali Dinta dan Berto mengejar ayam Pak Usman eh si Trisno malah cerita ke kedua orang tua Dinta dan Berto bahwa Dinta dan Berto mainan jadi Emon-emonan.

     Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul enam dan sekarang saatnya kumpulan jomblo (kecuali aku yang udah punya Shanju, eh Elisa walau belum resmi pacaran) untuk balik ke kandang masing-masing yah semoga saja saat aku menemani Elisa berbelanja nanti ada peristiwa yang menarik lagi.

Sunday, May 11, 2014

Boku no Sakura JKT48 Jogja 10 Mei JEC



Freaky Monday


        Oke, pengalaman dikejar orang gila yang membawa-bawa celurit emang menegangkan sekaligus menakutkan apalagi jika berlarinya bersama seseorang yang mengaku bahwa dirinya dekat denganku tapi aku tidak mengenalnya. Semua hal "freak" ini berawal di pagi hari yang ku kira awalnya semua berjalan seperti biasanya dan normal tapi bukankah badai atau Tsunaomi (Maaf maksudnya tsunami) datang tanpa terdeteksi?

     Hal terakhir yang aku ingat adalah saat aku dipanggil untuk keluar dari kamarku oleh Naomi dan Viny, lalu entah mengapa lagi-lagi aku tidak dapat mengingat apa-apa.


        Pagi yang biasa atau setidaknya begitulah keadaannya, secara perlahan-lahan aku beranjak dari kasurku menuju kamar mandi untuk mencuci muka ku. Sampai akhirnya ku sadari bahwa ini adalah hari Senin dan kemungkinan aku telat sudah mencapai 60-70% saat ku lihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah 7. Aku masih tidak mengerti apa arti dari serpihan ingatan yang terakhir kali ku ingat tapi aku juga tak ingin memikirkannya berlama-lama karena ada hal yang lebih penting aku harus ke sekolah dan aku sudah hampir terlambat! 


        Seusai mandi aku dan memakai seragam (yang jika boleh jujur seraga ini sangat mengganguku), aku langsung berlari menuju ke ruang makan membawa tas ransel dipunggung ku. Ku pikir kedua orang tua ku yang ada di sana tapi kenyataanya.....


"Noel, ayah dan mama ingin membicarakan suatu hal yang penting untuk masa depanmu" kata ayah mulai mengawali pembicaraan (Yah walaupun biasanya ayah tak pernah membicarakan hal yang serius dengan gaya yang serius sih)


"Eh, soal apa ya yah?" tanyaku (semoga saja bukan karena ayam tetangga yang kemarin aku dan teman-temanku bikin stress karena kami merekrut ayam tersebut untuk jadi fans JKT48 sekaligus melatih mereka untuk chant dan wotagei)


"Sebenarnya ayah dan mama mulai curiga setelah mendengar kabar dari para tetangga" lanjut ayah


"Mampus nih" pikirku


        Dan latar cerita berpindah ke sebuah ruang interogasi lengkap dengan alat-alat penyikasaannya, oke ini bercanda berhubung aku nggak punya banyak waktu sebelum olahraga panjat pagar mari kembali ke topik permasalahan.


"Ayah dan mama mendengar bahwa kamu telah menghilangkan keperawanan salah satu teman perempuanmu" sambung ayahku secara tiba-tiba


Kalau ini adegan sinetron pasti dialognya bakalan jadi kayak gini nih:

Tiba-tiba petir menyambar-nyambar


"Tidak ayah itu bukan aku itu Doni teman aku" elakku


"Bukan itu pasti kamu!" kata ayah naik pitam sambil menggebrak-gebrak meja ala Arya Wiguna

        Lalu mama menangis dan aku langsung berlari keluar hujan-hujan kayak orang gila terus ditabrak mobil. Setelah itu para pembantu di sebelah nangis-nangis dan terus cerita ke sana-sini.


        Oke, aku nggak bisa banyak berkata-kata saat ayah ngomong kayak gitu dan aku nggak tahu bagaimana asumsi sesat ini bisa menyebar seperti ini. 

"Ma, ini dah jam berapa?" tanyaku santai

"Jam 7, memangnya ada apa?" sambung mamaku

"Aku berangkat sekolah jam berapa ya yah?" sembari ku palingkan perhatianku pada ayah

"Jam 7" jawabnya santai

"Kok kamu belum berangkat?" tanya ayahku serasa tak berdosa

"Ya udah, aku berangkat dulu" jawabku dan langsung keluar ruang keluarga menuju garasi

        Dan itu bukanlah hal ter "freak" di hari ini, saat aku hendak mengeluarkan motor tiba-tiba di depan rumah, aku sudah di tunggu seorang perempuan mungkin mahasiswi atau masih pelajar entah yang mana. 

"El, noh ada temen katanya sih satu sekolah sama kamu" kata kakak yang mirip teteh Melody

        Menurutku, orangnya sih manis apalagi waktu di perkenalkan kakakku dia tersenyum ke arahku.

        Dimana, entah bagaimana, tanpa sempat kusadari aku sudah jatuh cinta apa yang menjadi penyebabnya pintu masuknya tidak bisa aku ingat. Hatiku di serang virus yang berbentuk seperti hati suntikan apapun tidak berguna dan selalu tentang dirimu aku menjadi kepikiran Sampai tak bisa berbuat apapun. 

        Tiba-tiba lagu itu terputar di handphone ku dan aku juga refleksku yang lambat hingga lagu Heart Gata Virus sempat terputar hampir full (lagu ini sebenarnya aku jadikan alarm karena jika aku mengawali hariku dengan cinta maka hari itu akan spesial bagiku).

"Heart Gata Virus ya?" tanya perempuan itu

"Bentar, jangan-jangan sekolahku jadi sarang Fans JKT48 atau mungkin ini konspirasi pemerintah agar dunia pendidikan bisa menyusup ke dunia per idolan" pikirku dalam hati

"Oi, cepetan berangkat entar telat lu juga bawa anak orang ini" kata kakakku menyadarkan diriku dari delusi sesaat

"Eh, iya iya"

        Tanpa banyak pikiran aku langsung menarik gas dengan kencang tapi rasanya ada yang ketinggalan dan hal itu baru ku sadari saat sudah berada di luar gerbang.

"Noel ada yang ketinggalan!" bentak kakakku seakan-akan menggunakan toa

        Tanpa banyak cing-cong aku langsung kembali ke beranda lagi dan saat aku ingin mengucapkan kata maaf perempuan ini hanya tersenyum dan rasanya waow banget. 

"Namamu siapa?" tanyaku di perjalanan

"Naomi, tapi biasa dipanggil Omi" katanya dengan suara yang amat lembut

"Eh, kayak member JKT48 dong?" sambungku

"Iya" jawabnya dengan suara yang membuat hatiku melting

        Lagi-lagi ketika Omi mengatakan hal tersebut aku kepikiran lagi, kenapa orang-orang yang ku kenal punya paras dan nama yang mirip member JKT48 atau mungkin orang tua mereka pergi ke bengkel ketok magic lalu bilang ke abang tukang ketok

"Bang anak saya bisa nggak kayak member JKT48?"

"Oh itu, bisa diatur" kata abangnya

        Saat hampir sampai di tempat dimana aku biasa memarkirkan sepeda motor, tiba-tiba ada orang yang memakai baju JKT48. Kayaknya sih orang normal tapi dia ngeliat Omi dia langsung lepas baju dan teriak-teriak sambil ngangkat celurit yang nggak tahu dapet darimana. Reaksi ku dan Omi ya langsung lari tapi nggak tahu apa karena Omi yang kebanyakan lari maraton atau aku yang kebanyakan guyon waton aku tertinggal jauh di belakang. Sisi baiknya sih si Omi aman tapi kampretnya orang gila tadi tinggal beberapa meter di belakangku. Ku pacu lariku agar lebih kencang seperti babi hutan dan beruntungnya saat aku menengok ke belakang orang gila tersebut sudah diringkus oleh petugas paramedis.

        Sesampainya di depan pintu gerbang untungnya lagi masih sisa 5 menit tapi ternyata seragam yang aku dan Omi pakai salah. Dan berharap saja di kelas nanti tidak ada yang memperhatikan aku atau Omi sekalipun aku tidak tahu Omi akan ditempatkan di kelas yang mana.



Terima kasih untuk oshi saya Naomi yang menginspirasi kisah ini :D
Minggu, 11 Mei 2014