Friday, December 19, 2014

Sebuah Kisah Usang


"Din" kataku mencoba memecah keheningan yang makin lama makin terasa

"Ya?" sahutnya sembari memalingkan arah pandangannya kepadaku

"Eh, ga papa" lanjutku

       Keheningan kembali tercipta setelah sekian lama aku dan dia tidak berjumpa dan akhirnya bertemu lagi di sini, di tempat di mana kami pertama kali berjumpa. Mungkin ini adalah suatu kebetulan atau sebuah rancangan yang telah dibuat oleh Tuhan, entah yang mana yang benar tapi sekali lagi aku harus bertatap muka dan berbincang dengannya. 

       Ruang kelas mulai sepi ketika aku mencoba untuk beranjak dari tempat dudukku dan pulang. Tapi ada sebuah dorongan untuk tidak melaksanakan niatku.

"Vin" katanya

"Yap?" tanyaku

"Mau pulang bareng nggak?" tawarnya

      Kalau dipikir secara logis, jarak dari sekolah ke rumahnya tidak satu jalur dengan jalur yang biasa ku pakai untuk pulang ke rumah. Dan kami pun meninggalkan ruang kelas dan berjalan ke arah tempat parkir motor. Langit mulai mendung dan perasaan yang tidak mengenakkan mulai merambati diriku namun.........

"Hujan rintik-rintik yang mulai turun, aku pun menutup layar kisah ini" ia mulai bersenandung pada saat aku mencoba memakai helm

"Eh?" tanyaku

"Kenapa vin?" balasnya

"Kamu suka JKT48?" lanjutku

"Uhm nggak sih, cuma semalem aku dengerin lagu di radio dan lagunya cocok banget. Kalo nggak salah judulnya itu......" ia mencoba mengingat-ingatnya

"Temodemo no namida!" sahut kami berbarengan

"Hahahahahahaha" kami saling tertawa seperti dua orang yang tidak waras

-30 menit kemudian-

       Kami berdua telah sampai di rumahnya dan aku langsung berpamitan untuk pulang ke rumahku. Pada perjalanan pulang tiba-tiba beberapa serpihan kenangan dari masa lalu merasuki benakku. Sebenarnya aku menyimpan rasa padanya tapi ia hanya tersenyum saat aku mengungkapkan perasaan ku dan hal ini masih menjadi misteri untukku.

        Sesampainya di rumah, ternyata ada sebuah panggilan yang masuk namun tidak bisa aku terima karena tadi aku masih dalam perjalanan. Panggilan itu berasal dari dia......

"Din, kenapa tadi telpon?" kataku memulai perbincangan itu

"Ehm, sebenernya......." ia menjawabnya

"Iya....iya...iya!" suara dalam pikiranku mulai meledak-ledak

*tuuuuut*

"Sh*t!" aku mulai memaki karena pada saat ku kira ia akan menjawab perasaan yang sudah ku sampaikan, ternyata........ pulsa ku habis.