Sampailah
aku dan Elisa di tempat dimana aku sering memarkirkan motor karena para murid
dilarang membawa kendaraan pribadi sendiri. Aku meminta agar Elisa mendahului
ku menuju ke kelas dan ia pun meninggalkanku yang masih menata rambut yang
acak-acakan.
Saat aku
hendak menyusul Elisa aku terhenti oleh kerumunan orang yang mengitari sebuah
mobil sedan yang ku lihat di perjalanan tadi. Sebenarnya aku tidak tertarik
namun ketika ada seorang kakak kelas
yang berteriak bahwa yang keluar adalah member JKT48 aku langsung berbalik 180°
dari posisi semula namun perempuan yang keluar dari mobil sedan itu langsung
berlari dan alhasil ia menabrak ku hingga semua barang yang ia bawa
berceceran. Aku segera membantu nya
mengumpulkan semua barang yang ia bawa sebelum kerumunan massa mengejar kami
berdua.
Ku pikir aku
telah berpisah dengannya di lorong menuju kelas ku, yah walaupun aku tidak
sempat menanyakan namanya dan mencoba melihat wajahnya aku yakin bahwa dia
mirip dengan orang yang pernah ku kenal atau mungkin memang pernah berkenalan
denganku.
Permenunganku terhenti ketika aku mendapati suatu kegaduhan yang berasal
dari kelasku yang mayoritas penghuninya adalah WOTA JKT48. Aku berlari dan
duduk di sebelah Elisa yang sudah memesankan tempat bagiku. Betapa kagetnya aku mengetahui bahwa ada
seseorang di depan kelas yang ditemani oleh wali kelas ku dan dia adalah Cindy
Gulla, atau biasa dipanggil Cigull
“ Oi, oi, oi” teriak teman-teman ku sambil mengeluarkan
light stick yang mereka bawa
Intuisiku
mengatakan bahwa teman-teman di kelas akan menghadiri show pada saat sore ini
dan hal ini didukung oleh light stick yang mereka bawa. Seperti biasa wali
kelas ku membiarkan saja hal ini bukan karena ia tidak peduli namun lebih
karena ia juga merupakan WOTA. Awalnya hanya aku saja yang menyadari hal ini
setelah membuka media sosial yang wali kelasku miliki dan setelah aku bergabung
dengan salah satu fans club aku mengetahui bahwa ketua dari grup itu adalah
wali kelas ku.
Sehabis
memperkenalkan dirinya Cigull duduk di belakangku karena hanya tempat itulah
yang masih kosong. Sebenarnya pada hari Sabtu sekolah kami libur tapi entah
mengapa kali ini kami diwajibkan untuk masuk dan hal ini tidak wajar. Tak berselang beberapa lama setelah Cigull
duduk dan dikerumuni banyak orang, ternyata berita bahwa Cigull ditempatkan di
kelasku pun menyebar hingga kakak maupun adik kelas berbondong-bondong
mendatangi kelasku. Ternyata hari ini tidak ada pelajaran sehingga kantin pun
akhirnya menjadi tujuan hampir semua murid. Banyak siswa yang menanyakan nomor
handphone dan pin BB Cigull, aku tak tahu apakah Cigull menjawab hal-hal semacam
itu karena aku merasa bahwa Cigull memiliki kasta di atas siswa-siswa lainnya
termasuk aku.
Aku yang
asyik ngobrol dengan Elisa pun terkejut ketika merasakan ada seseorang yang
mencolek punggungku dari belakang. Seperti dugaanku bahwa yang mencolek
punggungku adalah Cigull. Ia meminta maaf atas kejadian tadi pagi dan kami
bertiga banyak berbincang-bincang tentang kehidupan kami masing-masing.
Datanglah Nada menghampiri kami bertiga yang masih larut dalam asyiknya suasana
itu.
“El, gimana jadi kan ntar sore?” tanya Nada
“Eh, ntar sore ada apaan?” kata Elisa agak kepo
“Nggak papa” kataku yang langsung bangkit lalu mengajak Nada
untuk agak menjauh dari Elisa dan Cigull
“Iya, ntar sore jadi tapi kita naik TJ aja ya?” bujukku
“Lho, bukannya kemarin mau naik motor” ujar Nada
“Kan lebih enak naik TJ lebih adem gitu” kataku
“Ya udah tapi ntar ketemuan di depan Theater aja berarti”
kata Nada
“Siap” Kata ku
Aku pun
pergi meninggalkan Nada yang beranjak keluar kelas dan kembali bergabung bersama
Elisa dan Cigull.
“Noel punya Oshi nggak?” mendadak Cigull menanyakan hal ini
“Pasti Cigull tanya ini karena Elisa” pikirku
“Punya” terpaksa aku berbohong lagi
“Tapi kata Elisa kamu nggak punya” kata Cigull
Huh, ingin
rasanya aku mencubit pipi dari Elisa yang kini tertawa kecil.
“Ya udah, ntar ketemu di theater waktu abis perform” kata
Cigull yang meninggalkan ku dan Elisa
Suasana
kelas menjadi hening karena banyak siswa dan siswi yang meninggalkan kelas
karena instruksi dari kepala sekolah. Nah, sekarang akau mau tanya sama Elisa
soal kejadian semalam.
“Elisa, inget nggak semalem ngapan?” tanya ku mengawali
percakapan itu
“Nggak, emangnya semalem ada apa?” Elisa balas bertanya
“Nggak papa sih” ujarku
“Tapi, kok kakak ku jadi aneh dari tadi pagi sering
tersenyum sendiri” kata Elisa dengan penasaran
"Nggak ada apa-apa kok" ujarku sambil bersiul dan meninggalkan ruangan kelas
"Ihh, Noel beritahu dong" kata Elisa yang mengikuti ku meninggalkan kelas yang mulai kosong dan menuju kelas Dinda