Tuesday, February 25, 2014

Daily Life School and JKT48 Part 9


         Sampailah aku dan Elisa di tempat dimana aku sering memarkirkan motor karena para murid dilarang membawa kendaraan pribadi sendiri. Aku meminta agar Elisa mendahului ku menuju ke kelas dan ia pun meninggalkanku yang masih menata rambut yang acak-acakan.

          Saat aku hendak menyusul Elisa aku terhenti oleh kerumunan orang yang mengitari sebuah mobil sedan yang ku lihat di perjalanan tadi. Sebenarnya aku tidak tertarik namun ketika  ada seorang kakak kelas yang berteriak bahwa yang keluar adalah member JKT48 aku langsung berbalik 180° dari posisi semula namun perempuan yang keluar dari mobil sedan itu langsung berlari dan alhasil ia menabrak ku hingga semua barang yang ia bawa berceceran.  Aku segera membantu nya mengumpulkan semua barang yang ia bawa sebelum kerumunan massa mengejar kami berdua.

          Ku pikir aku telah berpisah dengannya di lorong menuju kelas ku, yah walaupun aku tidak sempat menanyakan namanya dan mencoba melihat wajahnya aku yakin bahwa dia mirip dengan orang yang pernah ku kenal atau mungkin memang pernah berkenalan denganku.

          Permenunganku terhenti ketika aku mendapati suatu kegaduhan yang berasal dari kelasku yang mayoritas penghuninya adalah WOTA JKT48. Aku berlari dan duduk di sebelah Elisa yang sudah memesankan tempat bagiku.  Betapa kagetnya aku mengetahui bahwa ada seseorang di depan kelas yang ditemani oleh wali kelas ku dan dia adalah Cindy Gulla, atau biasa dipanggil Cigull

“ Oi, oi, oi” teriak teman-teman ku sambil mengeluarkan light stick yang mereka bawa

          Intuisiku mengatakan bahwa teman-teman di kelas akan menghadiri show pada saat sore ini dan hal ini didukung oleh light stick yang mereka bawa. Seperti biasa wali kelas ku membiarkan saja hal ini bukan karena ia tidak peduli namun lebih karena ia juga merupakan WOTA. Awalnya hanya aku saja yang menyadari hal ini setelah membuka media sosial yang wali kelasku miliki dan setelah aku bergabung dengan salah satu fans club aku mengetahui bahwa ketua dari grup itu adalah wali kelas ku.

          Sehabis memperkenalkan dirinya Cigull duduk di belakangku karena hanya tempat itulah yang masih kosong. Sebenarnya pada hari Sabtu sekolah kami libur tapi entah mengapa kali ini kami diwajibkan untuk masuk dan hal ini tidak wajar.  Tak berselang beberapa lama setelah Cigull duduk dan dikerumuni banyak orang, ternyata berita bahwa Cigull ditempatkan di kelasku pun menyebar hingga kakak maupun adik kelas berbondong-bondong mendatangi kelasku. Ternyata hari ini tidak ada pelajaran sehingga kantin pun akhirnya menjadi tujuan hampir semua murid. Banyak siswa yang menanyakan nomor handphone dan pin BB Cigull, aku tak tahu apakah Cigull menjawab hal-hal semacam itu karena aku merasa bahwa Cigull memiliki kasta di atas siswa-siswa lainnya termasuk aku.

          Aku yang asyik ngobrol dengan Elisa pun terkejut ketika merasakan ada seseorang yang mencolek punggungku dari belakang. Seperti dugaanku bahwa yang mencolek punggungku adalah Cigull. Ia meminta maaf atas kejadian tadi pagi dan kami bertiga banyak berbincang-bincang tentang kehidupan kami masing-masing. Datanglah Nada menghampiri kami bertiga yang masih larut dalam asyiknya suasana itu.

“El, gimana jadi kan ntar sore?” tanya Nada

“Eh, ntar sore ada apaan?” kata Elisa agak kepo


“Nggak papa” kataku yang langsung bangkit lalu mengajak Nada untuk agak menjauh dari Elisa dan Cigull

“Iya, ntar sore jadi tapi kita naik TJ aja ya?” bujukku

“Lho, bukannya kemarin mau naik motor” ujar Nada

“Kan lebih enak naik TJ lebih adem gitu” kataku

“Ya udah tapi ntar ketemuan di depan Theater aja berarti” kata Nada

“Siap” Kata ku

          Aku pun pergi meninggalkan Nada yang beranjak keluar kelas dan kembali bergabung bersama Elisa dan Cigull.

“Noel punya Oshi nggak?” mendadak Cigull menanyakan hal ini

“Pasti Cigull tanya ini karena Elisa” pikirku

“Punya” terpaksa aku berbohong lagi

“Tapi kata Elisa kamu nggak punya” kata Cigull

          Huh, ingin rasanya aku mencubit pipi dari Elisa yang kini tertawa kecil.

“Ya udah, ntar ketemu di theater waktu abis perform” kata Cigull yang meninggalkan ku dan Elisa

          Suasana kelas menjadi hening karena banyak siswa dan siswi yang meninggalkan kelas karena instruksi dari kepala sekolah. Nah, sekarang akau mau tanya sama Elisa soal kejadian semalam.

“Elisa, inget nggak semalem ngapan?” tanya ku mengawali percakapan itu

“Nggak, emangnya semalem ada apa?” Elisa balas bertanya

“Nggak papa sih” ujarku


“Tapi, kok kakak ku jadi aneh dari tadi pagi sering tersenyum sendiri” kata Elisa dengan penasaran

"Nggak ada apa-apa kok" ujarku sambil bersiul dan meninggalkan ruangan kelas

"Ihh, Noel beritahu dong" kata Elisa yang mengikuti ku meninggalkan kelas yang mulai kosong dan menuju kelas Dinda