Oke, jangan panik sekarang Nada harusnya tahu bahwa aku datang bersama
Elisa berarti aku dan Elisa punya relasi tapi yang menjadi pertanyaannya
adaalah tiket mana yang harus aku ambil. Tiket yang dibawa oleh Ve (Eh, salah)
Dinda maksudku, atau tiket yang dibawa sahabatku Nada. Suasana gundah yang
mendekap hati ditambah bisingnya orang yang ingin menukar barang di lapak Swag
membuat keadaan semakin sulit bagiku.
“Gimana el?” tanya Nada menyadarkanku dari lamunan
“Bentar-bentar” jawabku masih mempertimbangkan
pilihan terbaik
“Cepetan keburu shownya mulai” sambung Nada semakin memburu
Tanpa ku sadari Elisa menarikku dari kerumunan itu meninggalkan Dinda
dan Nada yang kebingungan atas tindakan yang diambil oleh Elisa. Elisa
menarikku ke sebuah tempat yang lumayan sepi (lebih tepatnya pojokkan)
“El, udah kamu nggak usah bingung mending kamu pilih
nonton bareng Nada aja dia kan sahabatmu dari kelas satu” ujar Elisa yang
mengejutkan diriku
Elisa memasangkan lagi headset yang ia miliki dan mulai memutar salah
satu lagu dari JKT48, tunggu sepertinya akau pernah mendengarkan lagu ini di
setlist yang aku lupa namanya.
“na na na na na na na na na” intro dari lagu itu
mulai terdengar
Flying Get kataku tanpa
mengucapkan sepatah kata pun dari mulutku, Elisa hanya tersenyum dan berlalu
setelah lagu itu selesai terputar, meninggalkanku yang mulai kebingungan
mencari makna dibalik tindakannya itu. Sebetulnya jika dari awal ku telusuri
perasaan yang ada di dalam dirinya selalu ia ungkapkan melalui nada-nada yang
membentuk lagu yang dinyanyikan mulai
dari Tenshi no Shippo, Fortune Cookie yang Mencinta, dan sekarang Flying Get.
Ah, apakah Elisa sudah member pertanda bahwa ia menginginkan aku untuk
memilikinya? Aku pun masih belum mengerti tentang apa yang tiba-tiba saja
terjadi dalam hidupku yang semakin kompleks saja, padahal awalnya hidupku biasa
saja dan tidak ada yang special dariku. Dari mulai aku yang awalnya hanya fans
biasa saja, lalu tertarik untuk menjadi WOTA dan akhirnya bisa bertemu beberapa
individu yang mirip bahkan member dari JKT48.
Aku masih memikirkan semua
hal yang terjadi secara beruntun dan sangat absurd ini. Masih teringat di dalam
benakku ketika aku dan Elisa berjalan pulang menuju rumah kami masing-masing,
melewati pematang sawah aku dan Elisa bergandengan tangan dan Elisa pun membagi
headsetnya denganku lalu lagu Yuuhi Wo Miterukai mengalun secara perlahan diiringi
turunnya mentari kembali keperaduannya, aku menatap wajah Elisa dan ia pun
menatap wajahku dan kami tertawa berdua.
Tapi apakah hanya
berdasarkan asumsi dan opini pribadiku saja aku bisa menyimpulkan bahwa Elisa
juga memiliki perasaan yang sama denganku? Ku simpan saja persepsi ini untuk
sementara karena aku harus menyusul Elisa, Dinda dan Nada yang menunggu ku di
depan theater JKT48.
Lagi-lagi dan lagi, kakakku
dan yang lebih mengejutkanku Ghaida JKT48 (Eh, itu Ghaida apa kakaknya si Elisa
ya?) telah bergabung dalam rombongan itu.
“Eh, kakak” kataku, ia tidak membalas perkataan itu
tapi langsung memukul kepalaku
“Aduh” celetukku
“Lu ngapain lama banget ngilang ama Elisa?” keluar
juga logat Betawi yang agak ditekan mirip Batak (Gimana ceritanye, orang kagak
ada darah Betawi juga kok bisa kayak gini)
“Kakaknye nyariin setengah mati tuh” lanjutnya
Hehehehehe pemikiran nakal
ku kembali datang karena mengetahui sisi pemalu dari kakak Elisa yang terlalu
dominan. Aku mendekatinya dan ku tatap matanya (agak tajam sih) dan Voila kakak
Elisa agak salting sendiri (hehehehehe niat jahatku berhasil).
"Eh, anu ehm" kata kakaknya Elisa mulai menunjukkan gelagat yang tidak biasa
"Maafin aku kak, karena mebuat kakak risau" pintaku padanya
Ia hanya mematung berdiri menampakkan senyum ganjil, dan Elisa menangkap gelagat ini dan langsung memberikan tiket yang ternyata tiket Dareka no Tameni. Nada pun tersenyum padaku karena berat kakakku yang salah menghitung jumlah kami. Hehehehe JKT48 here we come!