Nah,
sebenaranya waktu aku dihadapkan dengan pilihan menerima atau menolak ajakkan
Nada untuk melihat pertunjukan di Theater JKT48 aku sudah menduga pasti akan
ada permasalahan baru yang timbul dan sehabis keluar dari ruang BP, Tami
meninggalkan aku dan Elisa dengan alasan ia hendak menyelesaikan suatu hal
sebelum kembali ke kelas.
“El, sebenarnya aku mau membicarakan sesuatu denganmu” kata
Elisa dan sepertinya ini hal yang penting
“Tentang apa?” kataku agak kepo
“Ah, sebenarnya aku malu tapi sudah terlanjur ingin” ungkap
Elisa
“Ya udah kalo pengen omongin aja jangan setengah-setengah
bikin kepo nih” pikirku
“Sabtu besok bisa nemenin aku nonton show Dareka no Tame ni
di theaternya JKT48 di FX? ” ujar Elisa dan hal inilah yang menjadi awal
masalah
“Mampus deh, aku kan udah janjian sama Nada masak aku
batalin? Terus ntar kalo aku tolak, Elisa nangis lagi ntar jadi tambah repot “
gumamku dalam hati
“Gimana el bisa nggak?” pinta Elisa penuh harapan
“Oke deh, ntar ke sana naik apa?” tanyaku
“Naik TJ aja kan rumahmu sama rumahku dan FX sejalur” kata
Elisa
“Nggak naik motor bareng aku aja?” tawarku
“Nggak, naik TJ lebih cepet kok” tolak Elisa
“Waduh kan Nada minta bareng aku naik motor kalo Elisa minta
naik TJ berabe nih” ujarku dalam hati.
Sesampainya
di kelas aku dan Elisa mendapati kelas ramai lagi, bukan karena
memperbincangkan perkelahian yang baru saja terjadi melainkan karena pengumuman
dari kepala sekolah yang menyatakan bahwa para murid dipulangkan lebih awal
karena ada guru yang melahirkan. Ya, sebenarnya aku cukup gembira tentang hal
ini tapi kalau sekolah sering dibubarkan lebih awal aku kasihan terhadap kedua
orang tua ku karena tidak ada diskon SPP.
Sialnya
lagi, Elisa memintaku untuk menemaninya pulang ke rumahnya padahal aku masih
harus menemui Bu Surti sepulang sekolah jadi aku menolak tawarannya dengan
halus. Dan saat ia menanyakan alasanku, aku jujur padanya lalu ia pun berniat
untuk menemaniku juga.
Sebenarnya
aku berharap tidak menemukan Bu Surti di ruang guru tetapi ia seperti sudah
menungguku di ruangan yang mulai kosong itu.
“Noel, besok Sabtu saya berharap kamu bisa datang untuk
mengikuti ekstrakurikuler teater yang diadakan oleh sekolah” ujar Bu Surti agak memaksa
“Siap bu” kataku tanpa mengingat aku sudah memiliki dua
janji sebelumnya
“Oh, ya saya juga minta tolong agar kamu menemani Dinda
putri saya setelah ini” kata Bu Surti
“Iya bu” kataku
Setelah aku
keluar dari ruangan itu ternyata sudah ada dua perempuan yaitu Elisa dan Dinda
yang asyik mengobrol. Awalnya aku lihat tidak ada yang istimewa dari Dinda tapi
ternyata setelah ku pertimbangkan, paras dan postur tubuh Dinda mirip sekali
dengan Ve yang merupakan member dari JKT48.
“Ve” kata itu yang bisa keluar dari mulutku, ku pikir Elisa
dan Dinda tidak menyadari hal tersebut hingga …
“Ihh Noel, bisa aja deh kamu” kata Dinda tersipu malu
Kebalikan
dengan hal itu, Elisa menatapku tajam seolah-olah aku mendua eh tapi kita kan
nggak pacaran kok dia cemburu? Tapi suasana yang tegang itu dipatahkan oleh
Dinda yang mulai berbicara lagi.
“Noel suka JKT48?” tanya Dinda
“Suka” jawabku
“Punya Oshimen?” lanjutnya, jujur ini adalah pertanyaan yang
paling sering dilontarkan oleh teman-temanku yang juga suka JKT48 dan merupakan
pertanyaan yang paling malas ku jawab
“Punya” Ujarku berbohong
“Hayo, Noel bohong ya? Kata Elisa kamu nggak punya” kata
Dinda
“Eh, ya udah sekarang kita pulang aja” potong Elisa yang
membantuku keluar dari suasana canggung yang disebabkan oleh Elisa
Rumah Dinda
tidak jauh dari sekolah, hanya berjarak beberapa kilo saja dan sepanjang
perjalanan ia menceritakan berbagai hal hampir sama dengan perbincangan awalku
dengan Elisa. Dinda juga mengatakan bahwa Elisa mengajaknya untuk menonton show
Dareka no Tame ni di theater JKT48 besok Sabtu. Akhirnya aku dan Elisa berpisah
dengan Dinda di depan gerbang rumahnya yang lumayan besar.
Tak terasa
hari mulai beranjak berganti menjadi sore di pinggir jalan yang ramai oleh lalu
lalang pejalan kaki lain, tak terasa Elisa menawarkanku untuk memakai headset
miliknya bersama dengannya lagi.
“Seperti apa hari ini yang telah dilewati pasti terpikir
saat di jalan pulang” lagu Yuuhi wo Miteruka? dari
JKT48 mulai terputar dari
handphone milik Elisa
Aku dan
Elisa tak menyadari bahwa tangan ku dan tangganya mulai bergandengan dan ketika
aku menatap wajahnya ia juga menatapku dan kami berdua pun saling tertawa
bersamaan. Ku pikir ia akan segera menyadari hal ini dan melepaskan peganganya
dari tanganku ternyata asumsi ku salah dan ia tetap menggandeng tanganku
sepanjang perjalanan itu.
Rasanya tak
ingin pergi meninggalkan suasana yang begitu menghanyutkan itu tapi semua
berakhir ketika aku dan Elisa sampai di depan rumahnya yang hampir mirip dengan
rumah Dinda. Aku mengucapkan kata perpisahan ia pun juga demikian.
Sesampainya
di rumahku sendiri, kedua orang tua ku menyadari ada sesuatu yang aneh dengan
diriku karena melihat aku sekarang lebih sering tersenyum padahal tadi pagi
tidak. Aku tidak menceritakan apa pun pada orang tua ku tapi kakak perempuan ku
yang sangat mirip dengan Melody tapi Melody yang satu ini super kepo dan nggak
pintar menyimpan rahasia orang lain, terutama rahasia adik sendiri.
“Ada apa dek, kok kakak perhatiin hari pertama kamu sekolah
lagi ada yang beda?” tanyanya penasaran
“Eh, nggak papa kok kak” kataku
“Ah, ceritalah sama kakak ekspresi pas kamu bo’ong itu
keliatan banget” ucap kakakku
Bodohnya
aku, aku mencerita semua yang aku alami hari ini dengan sangat detail termasuk
perasaanku atas peristiwa hari ini. Selanjutnya yang terjadi adalah kakakku
melompat turun dari kasurku dan langsung berlari menuju orang tua kita untuk
menceritakan hal ini. Aku langsung mengunci kamarku dan pura-pura tidur namun
akhirnya aku pun terlelap. Dan dalam mimpi yang sangat indah itu aku memimpikan
aku dan Elisa sudah berpacaran dan kami berdua berada di theater JKT48 di FX
sambil bergandengan tangan and I hope it will be reality.