Kakakku
berbicara beberapa hal kepada ketiga member itu dengan bahasa Jepang yang
sangat lancar. Padahal setahuku, kakakku lebih suka melihat drama korea
daripada film Jepang jadi darimana ia bisa berbahasa Jepang dengan lancar? Lalu
ku sadari, kebodohanku bahwa kakakku akan menuju Jepang untuk menempuh lanjutan
studi mengambil jurusan sastra Jepang.
“Darimana kakak kenal membernya JKT48?” tanyaku
terheran-heran
“Ha’ah JKT48?” tanyanya
“Bukannya mereka member AKB48?” sambungnya dan hal ini
membuat ku semakin binggung
“Eh, bukannya mereka bertiga membernya JKT48 sekaligus
AKB48?” Tanya Elisa secara tiba-tiba
Kami bertiga
tenggelam dalam keheningan karena bingung.
Dan sebelum
keheningan itu semakin dalam, tiba-tiba terdengar suara dari dalam laptop
“Iya kami bertiga double member” kata Haruka dan ku pikir ia
mengatakan “Iya, cemilannya enak” karena artikulasinya masih sangat Jepang
sekali.
Kami berenam
larut dalam suasana yang sangat akrab dengan canda dan tawa. Tak terasa jam
telah menunjukkan pukul 22.30 dan kami tidak menyadari hal ini hingga akhirnya
Elisa terlelap tidur di pangkuanku. Akhirnya mama menyuruh kami bertiga untuk
menyudahi percakapan itu dan kakakku mengucapkan perpisahan dengan ketiga
member itu. Dan aku harus mengantar Elisa yang sudah terlelap menggunakan
sepeda motor milikku.
Suasana
malam yang semakin dingin menerjang aku dan Elisa, dan Elisa mulai melantur
dalam tidurnya
“Noel, jangan di sini dong nggak enak diliatin orang banyak”
katanya
“Apaan nih, kok dia ngelantur nggak jelas?” pikirku
Sesampainya
di depan rumah Elisa, aku membangunkannya dan kakaknya langsung keluar dari
rumahnya tapi hal yang membuatku ingin koprol sambil teriak wow adalah karena
kakaknya amat mirip dengan Ghaida. Baik mulai dari potongan rambut sampai postur
tubuh.
“Dek, kok pulangnya malam-malam” kata kakak Elisa dengan
nada yang marah
“He’eh apa?” tanya Elisa setengah sadar
“Kamu mabuk ya?” potong kakak Elisa setengah terkejut
“Nggak, eh ada gajah, hai gajah aku punya temen yang aku
suka namanya Noel” kata Elisa yang mengejutkan aku dan kakaknya
Belum sempat
kakak Elisa berlari masuk ke dalam rumah dan memberitahukan hal ini ke kedua
orang tua mereka, aku langsung menahan tanggannya. Ia terkejut dan memalingkan
muka ke belakang menghadap ke arahku. Dan aku mendekatkan jari manisku ke bibir
kakak Elisa, muka kakak Elisa yang mirip Ghaida langsung merona kemerahan dan tidak bisa berkata apa-apa. Aku
tidak menyadari kesalahan atau perbuatan yang aku lakukan hingga Elisa
berkata-kata lagi.
“Hiks, Noel bikin nangis kakak ku, Noel jahat” kata Elisa
yang masih berada di antara alam nyata dan alam bawah sadarnya
I hope it is
a last awkward moment today.