Tuesday, February 25, 2014

Daily Life School and JKT48 Part 7


          Kakakku berbicara beberapa hal kepada ketiga member itu dengan bahasa Jepang yang sangat lancar. Padahal setahuku, kakakku lebih suka melihat drama korea daripada film Jepang jadi darimana ia bisa berbahasa Jepang dengan lancar? Lalu ku sadari, kebodohanku bahwa kakakku akan menuju Jepang untuk menempuh lanjutan studi mengambil jurusan sastra Jepang.

“Darimana kakak kenal membernya JKT48?” tanyaku terheran-heran

“Ha’ah JKT48?” tanyanya

“Bukannya mereka member AKB48?” sambungnya dan hal ini membuat ku semakin binggung

“Eh, bukannya mereka bertiga membernya JKT48 sekaligus AKB48?” Tanya Elisa secara tiba-tiba

          Kami bertiga tenggelam dalam keheningan karena bingung.

          Dan sebelum keheningan itu semakin dalam, tiba-tiba terdengar suara dari dalam laptop

“Iya kami bertiga double member” kata Haruka dan ku pikir ia mengatakan “Iya, cemilannya enak” karena artikulasinya masih sangat Jepang sekali.

          Kami berenam larut dalam suasana yang sangat akrab dengan canda dan tawa. Tak terasa jam telah menunjukkan pukul 22.30 dan kami tidak menyadari hal ini hingga akhirnya Elisa terlelap tidur di pangkuanku. Akhirnya mama menyuruh kami bertiga untuk menyudahi percakapan itu dan kakakku mengucapkan perpisahan dengan ketiga member itu. Dan aku harus mengantar Elisa yang sudah terlelap menggunakan sepeda motor milikku.

          Suasana malam yang semakin dingin menerjang aku dan Elisa, dan Elisa mulai melantur dalam tidurnya

“Noel, jangan di sini dong nggak enak diliatin orang banyak” katanya

“Apaan nih, kok dia ngelantur nggak jelas?” pikirku

          Sesampainya di depan rumah Elisa, aku membangunkannya dan kakaknya langsung keluar dari rumahnya tapi hal yang membuatku ingin koprol sambil teriak wow adalah karena kakaknya amat mirip dengan Ghaida. Baik mulai dari potongan rambut sampai postur tubuh.

“Dek, kok pulangnya malam-malam” kata kakak Elisa dengan nada yang marah

“He’eh apa?” tanya Elisa setengah sadar

“Kamu mabuk ya?” potong kakak Elisa setengah terkejut

“Nggak, eh ada gajah, hai gajah aku punya temen yang aku suka namanya Noel” kata Elisa yang mengejutkan aku dan kakaknya

         Belum sempat kakak Elisa berlari masuk ke dalam rumah dan memberitahukan hal ini ke kedua orang tua mereka, aku langsung menahan tanggannya. Ia terkejut dan memalingkan muka ke belakang menghadap ke arahku. Dan aku mendekatkan jari manisku ke bibir kakak Elisa, muka kakak Elisa yang mirip Ghaida langsung merona  kemerahan dan tidak bisa berkata apa-apa. Aku tidak menyadari kesalahan atau perbuatan yang aku lakukan hingga Elisa berkata-kata lagi.

“Hiks, Noel bikin nangis kakak ku, Noel jahat” kata Elisa yang masih berada di antara alam nyata dan alam bawah sadarnya


          I hope it is a last awkward moment today.