"Sang Raja tua itu telah mati!!" teriak salah satu anggota revolusioner itu
Pagi ini di kala
kabut masih turun dan sisa-sisa perayaan pergantian tahun belum hilang,
tepatnya di tahun 215 FX. Di sebuah distrik bernama Aludibe di mana aku sedang menjalankan
misi ku kali ini, tempat di mana hukum tak pernah menyentuh wilayah ini. Semua
orang berdesak-desakan di bar Prick. Mulai dari assassin, bounty hunter, rogue,
dan beberapa bajak laut yang tergabung dalam gerakan revolusioner menanti
kehadiran pemimpin revolusioner yang sering disebut Yarn si Perak.
Yarn merupakan
mantan komandan perang untuk Pangeran Marc saat perebutan kekuasaan antara
Pangeran Marc dan Raja Rex.Peperangan yang berlangsung selama 25 tahun itu dan
dimenangkan oleh Raja Rex dengan bantuan dari Dewa Vulcan. Yarn yang menghilang
di tengah pertempuran telah sejak lama menyusun rencana untuk melakukan
pemberontakan terhadap Raja Rex. Raja Rex kehilangan sebelah kakinya setelah
terkena peluru dari sebuah mortar sehabis menyerang kastil dari Pangeran Marc.
Kini Raja Rex diasuh kedua putrinya yang hampir memasuki masa di mana mereka
harus meninggalkan orang tua mereka untuk menikah sedangkan sang ratu telah
lama wafat. Nama kedua putri tersebut adalah Putri Melody dan Putri Naomi.
Sudah hampir
genap 3 bulan aku melakukan pengejaran ini. Misi ku hanya satu yaitu merebut
kembali sebuah benda yang telah lama menjadi warisan keluargaku, yaitu Inti
sari dari Chaos awal mula dari segala makhluk hidup. Tak lama berselang
munculah Yarn si Perak, tingginya sekitar 2,5 meter dan ia memiliki tubuh yang
lumayan gemuk.
"Saudara- saudari ku, kita
telah lama berjuang........" belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya,
sebuah panah menancap menembus jantungnya
"Penyusup!" seru seseorang
dari tengah kerumunan dan keadaan di bar itu mulai kacau
Terlihat sosok
kemerah-merahan diterpa mentari di pagi itu dan ku rasa aku mengenali siapa
pembunuh dari Yarn si Perak dan ia pun mulai berlari. Dari caranya melesat di
antara kabut di atas genting-genting yang tidak terlalu kokoh, hanya ada satu
orang yang memiliki kelincahan dan kelenturan yang sangat elok tersebut.
"Menyerahlah, Scarlet Ranger
atau kepala mu akan kami lubangi!" seru beberapa sniper dan hunter dari
arah jalan-jalan sempit tersebut
Ia tak
menggubris seruan itu, seperti biasanya. Selang berapa detik kemudian matahari
mulai tertutup oleh ratusan anak panah dan beberapa kesunyian di pagi itu pecah
atas letusan dari senapan-senapan yang mulai ditembakkan. Terlihat perasaan
gelisah dari gestur langkahnya yang mulai melambat.
Dengan jentikan
jari pun aku berteleport menuju sampingnya
"Vortex" kata ku dan medan
energi mulai melindungi kami berdua
"Hai, pagi yang indah
bukan?" tanya ku dengan santai dan melempar beberapa botol cairan campuran
dari uap air sungai Styx ditambah bisa dari manticore
"Lux" dan cahaya pun
meledakan ramuan tersebut tepat di antara para gerombolan pengejar
*buuuuuum*
"Uhm, mungkin kamu tidak ingin
melihat bagian ini" kata ku sambil melihat ke arahnya yang melihat ku
dengan rasa takjub seakan tak percaya
"Oh, mungkin kamu sudah
melupakan ku tapi izinkan aku mengenalkan diri ku lagi padamu, nama ku adalah
Leon wahai Nona Veranda" ujarku seraya menurunkan topi dan membungkuk
"Tiiiiiidak mungkin itu
kamu" katanya seperti melihat hantu dari masa lalunya
190 FX
Veranda
merupakan teman kecil ku, dulu kami sering berlatih panah bersama atau sekedar
menakut-nakuti hewan ternak dengan lemparan batu dari ketapel kami. Ia
merupakan pemanah terbaik dari desa kami sedangkan aku yang paling buruk. Dan
semua berubah ketika para tetua memilih pelatihan yang cocok bagi kami, semua
mendapat kelas pelatihan yang cocok dengan kemampuan mereka masing-masing
kecuali satu orang yaitu aku. Ku pikir kedua orang tua ku akan sedih karena
mereka adalah pasangan Alchemist dan Sage paling baik di komunitas itu.
Tapi malam
sebelum pengumuman tersebut, kedua orang tua ku dipanggil untuk bertemu dengan
tetua-tetua tersebut. Dengan sedikit akar winterwood, kulit scatterrat, dan
bunga dari triggerpinch sebuah ramuan sederhana (bagi ku) dapat terselesaikan
dengan cepat. Fungsi dari ramuan ini adalah untuk merubah wujud menjadi apa pun
yang diinginkan oleh pembuat ramuan ini (karena kemampuan shape shifter yang tak
pernah bisa terprediksi menjadi mahluk apa). Setelah mecoba berubah menjadi
Puglyfly akhirnya aku terbang menuju rumah besar di mana para tetua sering
mengadakan pertemuan.
“Kemampuan anak ini lebih dari apa
yang bisa kami prediksikan” kata Urcos sang Oracle
“Kami tidak bisa membiarkan ia tetap
hidup!” seru Xrimus sang Barbarian yang pernah membantai puluhan ribu monster
dan mahluk abadi saat titanomakhia
“Atau kami bisa mengirimnya pada
Hipostocis sang Pilgrim?” tawar Prus sang Sorcerer
Seketika pandangan
ku mengabur dan aku mendegar suara “Kembalilah pada ku, wahai anakku”
Ketika aku
terbangun semua tidak ada yang berubah, Alex adik kedua ku masih berlatih
menggunakan kuda sedangkan Pritha adik ku yang terkecil sedang belajar alkimia
tingkat dasar yaitu merubah batu menjadi emas. Ketika aku membuka pintu dan
bersiap untuk menghadiri pengumuman itu, seekor naga razorback milik Michelle
terparkir sembarangan di kebun mandrake yang dengan beruntungnya tidak tercabut
olehnya.
“Pagi Leon” sapa Michelle dengan
wajah yang berseri-seri
“Itu kenapa Lele kamu parkir
sembarangan?” tanya ku sambil menunjuk naga nya
“Kan, kamu tahu aku belajar menaiki
Lele baru beberapa hari ini” jawabnya tanpa ada rasa bersalah
“Ah, mungkin aku bisa memberi
sedikit pelajaran padanya” pikirku dan melempar satu buah Dice of Random yang
bisa menyimpan apa saja dan waktu penyimpanannya bisa diatur sesuka pemakainnya
“Bye Michelle, mungkin kamu harus
jalan kaki kali ini hihihihihi” kata ku sambil meninggalkannya
“Ihhhhh, Leon jahat deh!” katanya
sambil mencoba mengeluarkan Lele dari mainan mekanis itu
Semua orang yang
hadir pada pengumuman terebut telah mendapatkan kesempatan untuk pelatihan
lanjutan dan tiba-tiba saja aku dihadang oleh dua ninja anggota klan
Kurohitsugi yang biasa melakukan eksekusi bagi para musuh dari desa.
“Saudara Leon ikut kami” perintah
mereka dan langsung melayangkan tinju ke arah ulu hati ku
Panggung
eksekusi tersebut tidaklah terlalu besar, kira-kira 2 kali 3 meter luasnya. Dan
setelah para tetua selesai mengumumkan kesalahan-kesalahan yang tidak aku
lakukan seketika langit menjadi gelap. Biasanya kejadian ini bisa disebabkan
oleh beberapa faktor yang antara lain: Persembahan bakaran yang kurang pada
Apollo, Thor sedang melawan Loki, suasana hati dewa Indra yang kurang baik,
atau yang paling buruk dari semua itu adalah dunia akan kiamat. Opsi terakhir
adalah opsi yang paling ingin aku hindari, selain hujan susu sapi basi. Oke
kejadian hujan susu sapi basi pernah terjadi dan keluarga kami kehabisan stok
graypearl sebagai anti racun. Kecuali Pritha yang dengan santainya berlari ke
sana ke mari untuk menyesap air hujan beracun tersebut.
Naga Demonscream
dengan ukuran 20 meter terlihat dari kejauhan dengan sayap yang terbuat dari
api hitam sehitam daratan di sekitar sungai styx di dunia bawah. Ketika naga
itu mulai menjerit segala pengekang yang di pasang di tubuhku mulai mengendur.
Beberapa pemberani seperti Dragon Slayer yang dipimpin oleh Xrimus mulai
membentuk posisi menyerang.
“Berhenti!” kata ku dan mereka mulai
membentuk barisan di belakangku di antara kerumunan yang mulai tercerai-berai
Michelle menaiki
naga yang ia beri nama si Lele dan mulai menyerang tapi malah terjatuh dengan
posisi kepala di bawah untung momentum kejatuhannya bisa dihambat oleh beberapa
Wizard senior sehingga ia tidak terjerembap ke dalam lumpur.
“Omni Crix Devon Poxidus Crius Dei
Tax Oi Partha!” serangkaian kumpulan mantra yang langsung melesat dari mulutku
Tubuhku mulai
terasa panas dan hal yang paling mengejutkan ku adalah aku bisa terbang dan
wujudku berubah menjadi naga, dan naga merupakan salah satu bentuk shape
shifter yang paling jarang di gunakkan oleh para shaper karena mantra ini telah
lama hilang.
“Whoooarrgggghhh!!!” aku menantang
naga tersebut
“Whiiiiiiiii!!!” sambut tantangan ku
melalui suara yang keluar dari mulutnya yang dipenuhi oleh taring-taring yang
terbuat dari Amethyst
Naga itu mencoba
mengigit ku dan taringnya berhasil menembus kulit yang berlapis racun yang
belum pernah ku lihat. Seketika juga taring dari naga tersebut meleleh dan aku
langsung mengeluarkan gelombang suara yang lebih mengerikan dari auman Garm.
Dan seketika itu juga naga tersebut menghilang entah ke dimensi mana.
*pssssyuuu*
Sebuah panah
melesat mengenai diri ku yang masih berwujud naga, panah Srikandi milik Andela.
“Cepat panah naga itu! Jangan
biarkan ia lolos!” Seru Andela pemimpin grup pemanah
Dengan sekuat
tenaga aku mencoba mengepakkan sayap itu dan melesat pergi meninggalkan desa
kecil itu.