Nah lucunya, tinggal beberapa meter
lagi aku dan Elisa sampai di area FX Sudirman, aku baru menyadari salah satu
kebodohan yang paling fatal pada hari ini yaitu FX Sudirman tidak menyediakan
tempat parkir bagi pengendara sepeda motor. Setelah proses perdebatan yang
cukup panjang akhirnya aku tetap harus mencari area parkir di luar Fx Sudirman,
tapi lagi-lagi secara insidental kakakku muncul bersama dua orang
dibelakangnya. Dua orang ini mengenakan baju official JKT48 mungkin mereka WOTA
atau lebih parah lagi JOT. Sebenarnya JOT itu tidak seburuk apa yang fans
maupun beberapa WOTA asumsikan, namun berhubung paradigma yang sudah terlanjur
tersebar ya begitulah jadinya. Salah seorang temanku memiliki kakak yang
ternyata JOT dan alhasil ia jadi bulan-bulanan bukan hanya teman satu kelas
bahkan satu sekolah.
“Woi, bang itu adek gue!” kata kakakku pada penjaga parkiran
itu
“Oh, kamu adeknya Vanya?” tanyanya agak gemetaran setelah
digertak kakak yang seakan-akan kesurupan
“Eh iya” jawabku sambil tersenyum kecut
“Ya udah dek motornya diparkir di sini aja, biar abang yang
jaga” katanya nampaknya kakakku semacam privilege dari security ini.
Entah
mengapa dan dengan alasan yang tidak bisa kujelaskan setelah kakakku dan dua
orang yang entah WOTA atau JOT pergi meninggalkanku dan berpesan agar lekas
menyusulnya karena ada semacam persiapan khusus untuk hari ini (yang juga tidak
tahu untuk apa persiapan khusus itu), ku rasa bahwa ada sebuah perasaan
berdebar-debar yang mendekam di lubuk hatiku setelah mematikan mesin sepeda
motorku. Secara refleks, tiba-tiba Elisa merangkul tanganku dari belakang ku
asumsikan bahwa ia juga merasakan hal yang sama seperti yang saat ini ku
rasakan.
“Lho bukannya Elisa pernah ke theater buat beli DVD nya
JKT48?” ucap ku memulai percakapan itu
“Ehm, sebenernya yang pernah ke theater itu kakakku, katanya
kakakku kenal kakakmu” ujarnya
“Oh, gitu ya” spontan kata itu terucap mungkin saja Elisa
menganggap kata itu agak sinis tapi aku yakin bahwa intonasi datar dan
artikulasi yang lumayan jelas, Elisa pasti sudah mengerti maksud perkataan
dariku.
Kesan
pertama saat aku memasuki gedung Fx Sudirman atmosfir dingin yang tak
tertahankan menembus tebalnya jaket yang ku pakai tapi ada hal yang lebih
ekstrim saat aku merasakan bahwa Elisa mendekap tanganku lebih erat.
“Elisa mana jaketmu?” tanya ku
“Aku tinggal di motormu hehehehehehe aku pikir Fx nggak
sedingin ini” jawabnya memaksakan senyum tercipta dari wajahnya
Langsung
saja ku lepas jaket terluarku walaupun rasa dingin semakin menjadi-jadi tapi
aku tidak bisa dan tidak tega melihat perempuan di sekitarku lebih menderita
daripada aku.
“Omong-omong ntar kita nonton teaternya JKT48 yang mana? Aku
lupa soalnya hehehehehe” ujar Elisa secara tiba-tiba
“Jadi, kalo bukan Elisa siapa yang memesan tiketnya?”
gumamku dalam hati
Sembari
memikirkan jawabannya kami berjalan menuju theater JKT48 dan tanpa kami sadari
aku dan Elisa sudah berada di depan theater dengan penuh sesak antrian orang
yang hendak memasukinya dan seperti yang dapat ku duga Nada dan Dinda sudah
menungguku dan Elisa dengan wajah yang sangat jutek.
“El, nih tiketnya” kata Nada yang langsung berubah drastis dan
tersenyum pada ku
Harusnya
di tiket itu tertera Dareka no Tameni, tapi tulisan yang tertera malah Seishun
girl yang membuatku bingung setengah mati. Dinda pun memberikan tiket padaku,
tiket yang merupakan tiket Dareka no Tameni. Ah, terus aku sekarang harus
gimana?