Thursday, March 20, 2014

Delusi dan Disorientasi (Daily Life School and JKT48 Part 13)

                
       Nah lucunya, tinggal beberapa meter lagi aku dan Elisa sampai di area FX Sudirman, aku baru menyadari salah satu kebodohan yang paling fatal pada hari ini yaitu FX Sudirman tidak menyediakan tempat parkir bagi pengendara sepeda motor. Setelah proses perdebatan yang cukup panjang akhirnya aku tetap harus mencari area parkir di luar Fx Sudirman, tapi lagi-lagi secara insidental kakakku muncul bersama dua orang dibelakangnya. Dua orang ini mengenakan baju official JKT48 mungkin mereka WOTA atau lebih parah lagi JOT. Sebenarnya JOT itu tidak seburuk apa yang fans maupun beberapa WOTA asumsikan, namun berhubung paradigma yang sudah terlanjur tersebar ya begitulah jadinya. Salah seorang temanku memiliki kakak yang ternyata JOT dan alhasil ia jadi bulan-bulanan bukan hanya teman satu kelas bahkan satu sekolah.

“Woi, bang itu adek gue!” kata kakakku pada penjaga parkiran itu

“Oh, kamu adeknya Vanya?” tanyanya agak gemetaran setelah digertak kakak yang seakan-akan kesurupan

“Eh iya” jawabku sambil tersenyum kecut

“Ya udah dek motornya diparkir di sini aja, biar abang yang jaga” katanya nampaknya kakakku semacam privilege dari security ini.

       Entah mengapa dan dengan alasan yang tidak bisa kujelaskan setelah kakakku dan dua orang yang entah WOTA atau JOT pergi meninggalkanku dan berpesan agar lekas menyusulnya karena ada semacam persiapan khusus untuk hari ini (yang juga tidak tahu untuk apa persiapan khusus itu), ku rasa bahwa ada sebuah perasaan berdebar-debar yang mendekam di lubuk hatiku setelah mematikan mesin sepeda motorku. Secara refleks, tiba-tiba Elisa merangkul tanganku dari belakang ku asumsikan bahwa ia juga merasakan hal yang sama seperti yang saat ini ku rasakan.

“Lho bukannya Elisa pernah ke theater buat beli DVD nya JKT48?” ucap ku memulai percakapan itu

“Ehm, sebenernya yang pernah ke theater itu kakakku, katanya kakakku kenal kakakmu” ujarnya

“Oh, gitu ya” spontan kata itu terucap mungkin saja Elisa menganggap kata itu agak sinis tapi aku yakin bahwa intonasi datar dan artikulasi yang lumayan jelas, Elisa pasti sudah mengerti maksud perkataan dariku.

       Kesan pertama saat aku memasuki gedung Fx Sudirman atmosfir dingin yang tak tertahankan menembus tebalnya jaket yang ku pakai tapi ada hal yang lebih ekstrim saat aku merasakan bahwa Elisa mendekap tanganku lebih erat.

“Elisa mana jaketmu?” tanya ku

“Aku tinggal di motormu hehehehehehe aku pikir Fx nggak sedingin ini” jawabnya memaksakan senyum tercipta dari wajahnya

       Langsung saja ku lepas jaket terluarku walaupun rasa dingin semakin menjadi-jadi tapi aku tidak bisa dan tidak tega melihat perempuan di sekitarku lebih menderita daripada aku.

“Omong-omong ntar kita nonton teaternya JKT48 yang mana? Aku lupa soalnya hehehehehe” ujar Elisa secara tiba-tiba

“Jadi, kalo bukan Elisa siapa yang memesan tiketnya?” gumamku dalam hati

       Sembari memikirkan jawabannya kami berjalan menuju theater JKT48 dan tanpa kami sadari aku dan Elisa sudah berada di depan theater dengan penuh sesak antrian orang yang hendak memasukinya dan seperti yang dapat ku duga Nada dan Dinda sudah menungguku dan Elisa dengan wajah yang sangat jutek.

“El, nih tiketnya” kata Nada yang langsung berubah drastis dan tersenyum pada ku


       Harusnya di tiket itu tertera Dareka no Tameni, tapi tulisan yang tertera malah Seishun girl yang membuatku bingung setengah mati. Dinda pun memberikan tiket padaku, tiket yang merupakan tiket Dareka no Tameni. Ah, terus aku sekarang harus gimana?