Wednesday, April 2, 2014

Senin Pagi (Daily Life School and JKT48 Part16)


"Eh, ini apaan ya?" gumamku dalam hati sambil mencoba membuka mata dan menganalisa benda apa yang sedang aku pegang

         Sebenarnya bukan hanya hal itu yang membuatku terkejut di pagi hari ini, ku pikir aku terbangun di tempat dan tanggal yang salah tapi ternyata saat ku perhatikan dengan lebih seksama aku berada di kamarku sendiri tapi yang aneh mengapa bisa ada banyak sekali manusia bergelimpangan di lantai dan ada satu di sebelahku.

"Nju, nju" ujarku masih tidak menyadari apa yang aku katakan sambil menunyuk-tunyuk pipinya yang menggemaskan itu.
         
         Awalnya hanya ku tunyuk saja namun lama kelamaan ku cubit saja pipinya yang tembem itu karena tidak tahan akan sensasi yang menggodaku.

"Ah, Noel jangan begituan di sini malu dilihat orang" katanya dalam igauannya dibarengi ekspresi wajah Shanju yang sangat aneh

        Aku dorong saja dia hingga jatuh menimpa tumpukan karpet yang menjadi alas kasur ku, tapi yang lebih absurd lagi adalah biasanya jika orang terjatuh dari kasur yang berjarak 50 cm dari lantai dan menuju karpet yang tebalnya 35 cm maka reaksinya seharusnya menimbulkan suara blug tetapi yang terdengar malah suara erangan dari atas karpet. Sebenarnya aku tidak tahu mengapa ada orang-orang memenuhi kamarku, dan aku enggan mengizinkan orang untuk masuk ke dalam kamarku karena 1. Photopack bertebaran dan kadang terselip dala beberapa buku pelajaran, 2. Photobook dari 3 member yaitu: Melody, Ve, dan Nabilah (walaupun agak susah untuk ku dapatkan karena harus menabung beberapa bulan), dan yang terakhir beberapa poster member JKT48 versi chibi yang ku print dari internet dan ku pajang di dinding kamar. Tapi kalau mereka tiba-tiba ada di sini aku harus gimana coba?

"Noel, sini peluk kakak dong" terdengar suara yang lumayan lembut dan ku rasa aku mengenalinya

        Shanju jatuh menimpa Ghaida (ralat) Elisa jatuh menimpa kakaknya yang tidur dan masih menggunakan kacamata, lalu mereka berdua mengelinding ke kiri dan ke kanan menyerupai 2 ekor ulat yang mencoba untuk menggunakan nitro.

         Ya, Tuhan untung pas tadi Elisa tidur di atas kasur tidak mengelinding mirip truk oleng begitu coba dia menggelinding dan menggencet aku pasti esok hari masuk koran lampu merah (Iye, yang seribuan dan biasa dibeli sopir metro mini). Nanti judul tajuknya adalah ditemukan seorang pelajar meregang nyawa dengan posisi kaki di kepala dan kepala di kaki, kondisi wajahnya hampir remuk dan tidak bisa di identifikasi lagi. Kan nggak lucu juga kalo mati kayak begitu, lebih keren juga kalo matinya kayak begini ---> 

"Haruka Gue cinta setengah mati sama lu, tapi kenapa kamu tidak menanggapi tulusnya rasa cintaku?" teriak seorang Wota jomblo sambil memanjat tiang sutet di sebelah rumahnya yang langsung meluncur begitu saja dan menghantam bumi

      Aku membayangkan kalau Haruka melihat berita ini, apalagi jika live dan Haruka sedang sarapan bayangin aja Haruka bakalan nggak mau makan lagi sama mami Melody berapa lama. Kan kasihan juga para member jika melihat tingkah polah fans atau Wota yang semakin hari semakin absurd.

      Kembali ke kamarku yang kondisinya semakin kacau ketika Ve, eh salah itu Dinda anak Bu Surti menjatuhkan kakinya tepat di atas perut Nada yang membalas sepakan kaki itu dengan timpukan bantal yang berisi kapuk lalu dibalas oleh Dinda tapi Nada berhasil mengelak hingga .....

"Siapa yang melemparkan bantal ini!" bentak kakak Elisa yang tiba-tiba terbangun dengan wajah mirip Ghaida tapi kena PMS atau bad hair day

      Buk, salah satu bantal terlempar lagi tepat di depan wajah versi monster dari Ghaida dan situasi semakin memanas manakala Elisa terbagun dan langsung berkata aku ikutan dong lalu melempar bantal ke arahku ditambah Cigull (lho, ini kenapa juga ada Cigull di kamarku padahal sewaktu di teater aku tidak berjumpa dengannya) yang tiba-tiba sleep walking keluar kamar sambil loncat-loncat seperti adegan di film vampir Cina.

"Stoop!" teriak ku yang mulai frustrasi menghadapi  keadaan yang semakin menjadi-jadi

     Terdengar suara orang berlarian dari luar kamar, satu bukan sepertinya dua orang dan salah satunya terpeleset ketika menghindari Cigull yang kembali berjalan memasuki kamarku.

"Achan" kataku sambil membuka mata lebar-lebar karena tidak percaya

"Bukan, dek ini asisten dokter yang merawat kamu" kakakku memperkenalkannya

"Ha'ah dokter? Emangnya aku kenapa kak?" kataku sambil mencoba mengingat-ingat dan kepalaku tiba-tiba saja seperti ditusuk ribuan jarum

"Kemarin sehabis kakak dan Melody mengumumkan pada teman-teman kakak dan beberapa fans JKT48 setelah kamu ciuman sama Elisa, kamu kejatuhan drum taiko tapi nggak terlalu parah kok" ujarnya santai

"Kejatuhan drum taiko yang segede bedhug kok aku masih idup ya?" gumamku dalam hati

"Terus kami menginap di sini seizin kakak dan orangtuamu" sambung kakak Elisa yang kembail bisa mengontrol emosinya

"Oh, jadi gitu ceritanya" kataku tanpa ku sadari

      Ah, terlalu banyak hal untuk ku pertanyakan tapi belum sempat mulutku membuka lagi untuk berkata tiba-tiba pengelihatanku mulai mengabur dan hal terakhir yang ku lihat adalah Elisa yang sudah terbangung dan menahan bobot tubuhku yang terjatuh.